MAKALAH
PSIKOLOGI
BIOPSIKOLOGI
DAN PROSES SENSOR MOTORIK
Disusun
oleh
I
nyoman ade indra wirawan
Tingkat
I A
D
III Keperawatan
POLTEKKES KEMENKES
PALU
Tahun ajaran
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan sehingga makalah Psikologi tentang Biopsikologi dan proses
motorik ini dapat kami selesaikan.
Makalah
psikologi ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau mahasiswa
yang bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasil
rangkuman materi yang saya lakukan mengenai Biopsikologi dan proses sensor
motorik.
Tentunya,
tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman
di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………..……………………………………………………….
DAFTAR
ISI………………..………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang………………………………………………………………………
1.2
Rumusan masalah…………………………………………………………………..
1.3
Tujuan………………………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Biopsikologi dan Proses Sensor Motorik……………………………...
2.2
Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi…………………………………………
2.3
Proses Sensori Manusia……………………………………………………………
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………..
3.2
Saran………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi
sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya
secara genetik.Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna
kulit warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan
sebagainya.Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah
laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat
pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia
dan tidak dipelajari melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik
berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi
didalam dan Biopsikologi merupakan pendekatan diluar tubuh kepada susunan saraf
pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan
sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan
propriosepsi.Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh
tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana.
1.2 Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah
diuraikan pada latar belakang maka permasalahan materi ini adalah
1. Bagaimana pengertian biopsikologi dan proses motorik
2. Bagaimana Tahap-tahapperkembangan biopsikologi
1. Bagaimana pengertian biopsikologi dan proses motorik
2. Bagaimana Tahap-tahapperkembangan biopsikologi
3. bagaimana proses sensori manusia
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari biopsikologi
dan proses sensor motorik
2. Untuk mengetahui Tahap-tahap
perkembangan biopskologi
3. Untuk mengetahui proses sensori manusia
3. Untuk mengetahui proses sensori manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biopsikologi dan
proses sensor motorik
Biopsikologi merupakan pendekatan di luar tubuh kepada
susunan saraf pusat. dan biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek
biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya,
atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Demikian pula ahli biopsikologi
melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada
induk asal.
Secara umum proses sensorik dapat diartikan sebagai proses
masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali
melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala
mengenal benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan
dengan anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat
stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan
pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus
tidak ada.
2.2 Tahap-tahap perkembangan
Biopsikologi
Perkembangan Biopsikologi menguraikan perkembangan aktivitas
psiko manusia sejak kecil sampai dewasa
1.
Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan –
perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
A.
Fase
bayi
Masa bayi di mulai sejak berakhirnya
fase orok sampai akhir kedia tahun kehidupan manusia. Pada masa ini bayi
mempunyai ciri ciri perkembngan fisik, intelegensi, emosi, bahasa, bermain,
pengertian, kepibadian moral dan kesadaran beragama.
a. Perkembangan Fisik
1. Pada usia pertama pertumbuhan fisik
sangat cepat sedangkan setahun kedua mulai mengendur.
2. Pola perkembangan bayi pria dan wanita
sama.
3. Perkembangan otak tampak dengan
bertambah besarnya ukuran tengkorak kepala.
4. Organ keindraan berlangsung sangat
cepat pada masa bayi dan sanggup berfungsi.
5. Fungsi fungsi fisiologis.
6. Perkembangan penguasaan otot-otot.
b. Perkambangan Intelegansi
Sejak
usia pertama pada usia anak fungsi intelegensinya sudah tampak dalam tingkah
lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dalam berbicara. Anak yang cerdas
menunjukkan gerakan yang lancar serasi dan koordissnasi. Sedangkan anak yang
kurang cerdas gerakannya kaku dan kurang berkoordinasi. Anak cardas cepat pula
perkembangan bahasanya.
c. Perkembangan Emosi
1. Usia 0,0 – 8minggu Kehidupan bayi
sangat di kuasai oleh emosi. Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan
indrawi dan kualitas perasaan.
2. Usia 8 minggu – 1 tahun Pada usia
ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak mulai senang dengan tersenyum
apabila melihat mainan yang di gantungkan di depanya, tidak merasa senang
dengan menangis terhadap benda dan orang yang di anggap asing.
3. Usia 1 tahun – 3 tahun
·
Emosinya
sudah mulai terarah.
·
Sejajar
dengan perkembangan bahasa.
·
Sifat
perasaan pada fase ini labil dan mudah tersulut.
d. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk bahasa yang muncul daam pola perkembangan
bahasa yakni, menangis, mengoceh, dan berisyarat.
e. Perkembangan Bermain
Bermain atau setiap kegiatan yang memunculkan kesenangan di
mulai dalam bentuk yang sederhana pada masa bayi.
f.
Perkembangan
Kesadaran Beragama
Perasaan ini memegang peranan penting dalam diri pribadi
anak. Perasaan ketuhanan pada usia ini merupakam fundamen bagi pengembangam
perasaan ketuhanan periode berikutnya, seiring dengan berkembanganya kondisi,
emosi dan bahasa maka untuk membantu kesadaran beragamanya. Orang tua sebagai
lingkungan pertama bagi anak seyogianya melakuakan hal hal sebagai berikut :
1. Mengenal nilai nilai dan konsep
konsep kepada anak melalui bahasa.
2. Memperlakukan anak dengan penuh
kasih sayang.
3. Memberikan contoh dalam mengamalkan
ajaran agam secara baik.
A. Fase sekolah (usia taman
kanak-kanak)
Anak usia sekolah merupakan fase perkembagan individu
sekitar 2-6 tahun. Ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai
pria atau wanita.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi perkembangan
berikutnya. Pertumbuhan otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75 % dari
ukuran orang dewasa. Dan 90% pada usia 6 tahun. Pada usia ini juga terjadinya
pertumbuhan lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat
berwarna putih dan secara sempurna. Dan juga pada usia ini banyak terjadi
perubahan secara fisiologis. Untuk perkembangan otak anak di butuhkan gizi yang
cukup dan protein untuk membangun sel sel tubuh , vitamin dan mineral, untuk
pertumbuhan setruktur tubuh.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan pinitif pada usia ini berada
pada priode preoperasioanal, yaitu tahapan di mana anak belum meguasai mental
secara logis. Keterbatasan yang menandai atau yang menjadi karakteristik
periode preoperasionalini adalah sebagai berikut.
a. Egosentrisme, maksudnya bukan egois
atau arogan tetapi menunjuk pada defrensiasi diri, atau lingkungan orang lain
yang tidak sempurna.
b. Kaku dalam berfikir,
c. Semi logikal seasoning, anak anak
mulai menjelaskan peristiwa peristiwa yang misterius.
d. Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa
akunya (dirinya ) tidak sama dengan bukan aku( orang lain atau banda).
Kesadaran ini di peroleh dari pengalamaanya. Bahwa setiap keinginannya tidak di
penuhi oleh orang lain atau benda lain. Beberapa emosi yang berkembang pada
anak usia ini adalah sebagi berikut.
a. Takut
b. Cemas
c. Marah
d. Cemburu
e. Kegembiraan
f.
Kasih
sayanng
g. phobi
h. ingin tahu
Perkembangan
emosi yang sehat sangat membantu keberhasilan anak dalam belajar.
3. Perkembangan Kepribadian
Masa ini lazim di sebut masa Trotzalter, priode perlawanan
atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang hebat
pada dirinya. Yaitu dia mulai sadar dengan akunya, dia menyadari bahwa dirinya
terpisah dari lingkungan atau orang lain . dia suka menyebut nama dirinya jika
berbicara dengan orang lain.
4. Perkembangan Moral
Pada
masa ini anak sudah mulai memiliki dasar tentang moralitas terhadap kelompok
sosialnya ( orang tua, saudara, dan temen temannya) pada saat mengenal konsep
baik dan buruk, benar salah, atau menanamkan disiplin anak, orang tua atau guru
hendaknya memberikan penjelasan tentang alasannya. Penanaman disiplin dengan di
sertai alasanya ini di harapjkan akan mengembangkan self kontrol atau self
disciplin. Pada usia sekolah berkembang sosial anak yang meliputi sikap
simpati” genero sity dan atruism yaitu keperdulian tehadap kesejahteraan orang
lain.
5. Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran
beragama pada masa ini di tandai dengan ciri ciri sebagai berikut :
·
Sikap
keagamaan nya bersikap sespektif
·
Pandangan
ketuhanan nya bersikap antropormorh
·
Penghayatan
rohannya masih superfisical
·
Hal
ketuhanan dipahamkan secara ideosincrintic Pengetahuan anak tentang agama terus
berkembang berkat :
Ø Mendengar ucapan ucapan orang tua
Ø Melihat sikap dan prilaku orang tua
dalam mengamalkan ibadah
Ø Pengalaman dan meniru perbuatan
orang tuanya
B.
Fase
anak sekolah ( usia sekolah dasar)
a. Perkembangan Intlektual
Pada
usia sekolah dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsanan intlektual ,
atau melaksanakan tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan intlektual atau
kemampuan kongnitif seperti membaca, menulis, menghitung.
Priode ini di tandai dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru, seperti mengklasisifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka angka atau bilangan. Dalam mengembangkan kemampuan anak maka sekolah dalam hal ini guru seyogiyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar atau memberi pendapat tentang pelajaran.
Priode ini di tandai dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru, seperti mengklasisifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka angka atau bilangan. Dalam mengembangkan kemampuan anak maka sekolah dalam hal ini guru seyogiyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar atau memberi pendapat tentang pelajaran.
b. Perkembagan Bahasa
Usia
sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan menguasai dan
mengenal pembendaharaan kata. Pada masa ini anak sudah menguasai sekitar 2500
kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50.000
kata. Abin syamsudin M, 1991; nana syaodih S, 1990).
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan
anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya perluasan hubungan di
samping dengan keluarga juga menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya atau
teman sekelas nya, dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah bertambah
luas.
d. Perkembangan Emosi
Menginjak
usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan ungkapan secara kasar
tidaklah di terima dalam masyarakat. Oleh karena itu anak mulai mengendalikan
kontrol ekspresi emosi. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
tingkah laku individu dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.
e. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Senada
dengan peparan tersebut zakiyah derajad 1986:58 mengemukakan bahwa pendidikan
agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap
agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan ahlak anak, maka untuk
mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan mudah dan anak sudah mempunyai
perbekalan dalam menghadapi goncangan yang terjadi pada masa remaja.
f.
Perkembangan
Motorik
Seiring
dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik
anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap gerakannya sudah selaras
dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini di tandai dengan aktivitas
motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk
keterampilan yang berkaitan dengan motorik seperti menulis, menggambar,
melukis, mengetik, berenang, atletik,dan main bola.
C.
Fase
remaja
1. Makna remaja
Fase
remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang di
awali dengan matangnya organ organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Menurut Konopoka (pikunas ;1976) masa remaja itu meliputi :
·
Remaja
awal 12-15 tahun
·
Remaja
madya 15-18 tahun
·
Remaja
akhir 19-22 tahun
Sementara
Salzman mengemukakan ”bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
terhadap orang tua ke arah kemandirian minat minat seksual, perenungan diri,
perhatian terhadap estestika dan isu isu moral.
Dalam budaya Amerika, priode ini di pandang sebagai masa ”strom and strees” frustasi dan penderitaan , konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan terealisasi dari kehidupan sosial budaya orang dewasa.(lustin pikunas, 1976)
Dalam budaya Amerika, priode ini di pandang sebagai masa ”strom and strees” frustasi dan penderitaan , konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan terealisasi dari kehidupan sosial budaya orang dewasa.(lustin pikunas, 1976)
D.
Fase awal dewasa (early adulthood)
Fase awal
dewasa (early
adulthood) ialah periode perkembangan
yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan
yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan
kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak
orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab,
memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
E.
Fase pertengahan dewasa (middle adulthood)
Fase
pertengahan dewasa ialah
periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan
merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas
keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi
berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta
mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
F.
Fase akhir dewasa (late adulthood)
Fase akhir
dewasa ialah periode perkembangan
yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada
kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan
kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan
peran peran sosial baru.
2.2
Proses
sensori manusia
Proses sensori diawali dengan
penerimaan input (registration), yaitu individu menyadari akan adanya input.
Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap dimana individu
memperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input
tersebut (interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap
dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap
terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap input
sensorik tadi.
Proses sensori disebut juga
pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan mempergunakan
alat indra. Pengamatan dengan anggapan (respon) memiliki perbedaan. Respons
yaitu proses terjadinya kesan dalam pikiran setelah stimulus tidak ada. Proses
awal dari pengamatan disebut perhatian, sedangkan proses akhir disebut presepsi
yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar
pengalaman yang lalu. Presepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari
sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa
yang sedang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga
individu sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara subjek dan
objek, disebut “apresepsi” .
Secara fisiologis indra merupakan
alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lain yang
dibawa ke otak, sedangkan secara psikologis yang penting adalah kesan yang
telah terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau presepsi)
melalui tiga proses yaitu:
1. Fisik, stimulus mengenai alat indra.
2. Proses fisiologis, stimulus
diteruskan oleh syarafsensoris ke otak.
3. Proses psikologis, proses dalam otak
sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh alat indra.
1.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Proses Sensorik
Proses sensoris akan berlangsung
dengan baik apabila memenuhi faktor – faktor sebagai berikut:
1) Keadaan indera yang sehat dan
sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan proses sensorik.
2) Perhatian yang tertuju pada objeknya
yang memudahkan persepsi dan apabila perhatian kurang akan mengganggu
konsentrasi sehingga proses sensorik tidak sempurna.
3) Rangsangan yang sangat lemah ataupun
sangat kuat akan mengganggu proses sensorik.
4) Saraf dan pusat saraf dalam keadaan
baik dan sehat.
2.
Gangguan
Mental Karena Faktor Proses Sensorik Terhadap Perilaku
Proses sensorik yang terjadi pada
seseorang ternyata jika tidak berjalan semestinya dapat menimbulkan gangguan
mental yang tercermin dalam perilaku sebagai berikut :
a) Osilasi (ayunan), osilasi terjadi
karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga menyebabkan kesan
yang selalu berubah.
b) Ilusi, terjadi karena kesalahan
persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam ilusi terjadi kesalahan
pengamatan. Penyebab terjadinya ilusi adalah Keadaan fisik, adapun penyebab
rangsangan yang keliru dan kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,
harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka, tidak adanya
analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan secara keseluruhan.
3.
Proses
Motorik
Motorik berfungsi sebagai motor
penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama,
namun tetapi berhubungan. Persamaan : setiap terjadi proses dalam tubuh manusia
maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan : Motorik tidak dapat dilihat tetapi
dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati. Proses
motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan
motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan
yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan
dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah
raga.Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme yang
menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan
motorik :
1. Gerak refleks
2. Gerak terprogram
3. Gerakan motorik halus : menulis, merangkai,
melukis, berjinjit
4. Gerakan motorik kasar : berjalan,
merangkak, memukul, mengayunkan tangan.
Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses
motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh.
Dalam proses motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah Otot, Saraf, dan Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya
secara “interaksi positif”, artinya unsure-unsur yang satu saling berkaitan,
saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai
kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak
juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan
tampak kurang terampil.
Didalam
tubuh manusia terdapat 3 komponen :
1. Analisator adalah alat penerima rangsangan.
Alat
analisator meliputi mata (optik), akustik (pendengaran), taktil (alat persa
atau kulit)
2. Kinestetik adalah alat penerima
rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang terdapat pada tubuh manusia.
3. Vestibular adalah perasaan gerak
yang terletak didalam telinga.
Jenis-jenis
motorik dalam kehidupan manusia :
1. motorik sehari-hari
2. motorik bekerja atau pekerjaan
3. motorik olahraga
4. motorik ekspresi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Biopsikologi merupakan pendekatan
psikologi dari aspek biologi.
Ø Proses sensoris disebut juga
pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan mempergunakan
alat indera.
Ø Motorik dapat didefinisikan sebagai
suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan
pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara
psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.
3.2. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan
melihat saja, penyaji menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca
guna memahami tentang konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan
dalam makalah memberi manfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Duus, Peter. Diagnosis Topik
Neurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44
EGCMardjono, Mahar, Sidarta,
Priguna.Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta: 2004. Hal
21-26.C.
Martini, frederic. Fundamental Of
Anatomy & Physiology. Edisi 7.Pearson International edition. New york. Page
496-513
Marieb, Elaine, N. Human Anatomy
& Physiology.Edisi 7. Pearson International Edition. Page 491-519
No comments:
Post a Comment