Wednesday, October 18, 2017

Contoh Makalah KKP atau Kurang Gizi diet pada KKP atau kurang Gizi



MAKALAH GIZI DAN DIET
DIET PADA KKP ATAU KURANG GIZI



DI SUSUN OLEH
I NYOMAN ADE INDRA WIRAWAN
NANANG MAARUF
RAYI IDAM MARTA







POLTEKKES KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
D III KEPERAWATANN
2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya . sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Karakter denggan judul “Kekurangan kalori dan protein atau kurang gizi” dengan baik. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan dapat mengetahui tentang Kekurangan kalori dan protein atau kekurangan gizi. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..........
DAFTAR ISI……………………………………………………………….............
BAB I PENDAHULUAN
      A.    Latar belakang……………………………………………………….................
      B.     Rumusan masalah……………………………………………………..............
      C.     Tujuan penulisan……………………………………………………................
BAB II PEMBAHASAN
      A.    Pengertian kalori…………………………………………………….................
      B.     Contoh diet…………………………………………………………….............
      C.     Penyakit yang timbul Akibat Kekurangan kalori Protein………….................
      D.    Penyakit Akibat Kelebihan Protein bagi Tubuh………………………............
      E.     Tips Pencegahan Penyakit yang Ditimbulkan oleh Protein………..................
BAB III PENUTUP
      A.    Kesimpulan…………………………………………………………...............
      B.     Saran………………………………………………………………….............
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Protein merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan langsung oleh ikatan peptida antara asam amimo satu dengan asam amino lainnya. Asam amino tersusun dari unsur C, H, O N, dan kadang-kadang S serta P. Protein merupakan komponen yang sangat penting dalam proses metabolisme darah. Protein termasuk makromolekul penyusun bagian terbesar tubuh setelah air, yaitu seperlima bagian tubuh.Protein dapat kita peroleh dari hewan (protein hewani) maupun tumbuhan (protein nabati). Sumber protein hewani antara lain ikan, daging, susu, dan telur, sedangkan sumber protein nabati antara lain padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran.
Pada intinya tubuh kita membutuhkan gizi protein yang cukup untuk beraktivitas.Rata-rata standar kecukupan gizi sehari adalah 45 gram.Tingkat kebutuhan protein dipengaruhi oleh bobot dan ukuran badan, umur, jenis kelamin, penyakit, satuan gizi makan, kondisi tubuh, sifat protein yang dimakan, masa kehamilan, dan status emosional. Bila tubuh kekurangan atau kelebihan protein maka akan mengalami gangguan kesehatan kemudian menjadi penyakit kekurangan atau kelebihan protein. Umumnya hal ini disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat.Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak di bawah lima tahun (balita). Setidaknya ada 4 faktor yang melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein (KKP), yaitu: masalah sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan. Kemiskinan, salah satu determinan sosial-ekonomi, merupakan akar ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan, kumuh, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas kesehatan.Komponen biologi yang menjadi latar belakang KKP, antara lain, malnutrisi, penyakit infeksi, serta diet rendah energi dan protein.Berawal dari hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji pengaruh protein sebagai agen penyakit, contoh penyakit, dan penanganannya.
B.       Rumusan masalah
Rumusan makalah ini yaitu untuk mengetahui apa itu kekurangan kalori dan protein atau kekurangan gizi
C.       Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui secara jelas apa itu kekurangan kalori dan protein atau kekurangan gizi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi protein
Protein merupakan suatu senyawa polimer yang dibentuk dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida antara asam amino satu dengan yang lainnya.Sifat dari berbagai macam protein tergantung pada jumlah asam amino yang menyusunnya, disamping itu juga dipengaruhi oleh rantai samping dari masing-masing asam amino.    Protein adalah senyawa organik yang banyak dijumpai kalam semua makhluk hidup.
Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein.Protein merupakan bahan pembangun tubuh yang utama.Protein tersusun atas senyawa organic yang mengandung unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen.Unsur nitrogen (N) adalah ciri protein yang membedakan dari karbohidrat dan lemak. Protein merupakan bahan baku sel dan jaringan karena merupakan komponen penting dari otot, kulit, dan tulang.
a   .       Macam Protein
    Bahan sumber protein umumnya digunakan sebagai lauk-pauk. Protein dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Protein hewani: daging, ikan, telur, hati, dan susu
2.      Protein nabati: tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
b   .      Fungsi Protein
Fungsi protein bagi tubuh manusia antara lain:
1.      Zat pembangun atau pembentukan sel-sel baru, mengganti sel-sel yang rusak
2.      Bahan pembentuk hormon atau antibodi  enzim
3.      Pengaturan proses dalam tubuh
4.      Zat tenaga
5.      Transportasi (Hb dalam darah)
6.      Pembekuan darah dan mempengaruhi keturunan.
c.       Contoh Penyakit Akibat Kekurangan atau Kelebihan Protein
Kekurangan protein berlarut-larut pada bayi dan anak disebut Kwashiorkor dengan tanda-tanda:
1.      Rambut merah jagung, mudah rontok, dan jarang
2.      Mata cekung takut sinar dapat juga hermolopis/ Xeropthalamie
3.      Inelastis pada lengan, pantat dan paha, kadang-kadang terlihat bengkak
4.      Bila menangis tidak kedengaran suaranya.
Protein sangat dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun, dan selain itu protein juga berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. (Kartini Sukardji, 2003)
Dalam wikipedia dijelaskan bahwa Hypermeramonemia adalah gangguan metabolisme yang disebabkan kelebihan ammonia dalam darah.Amonia adalah zat yang mengandung nitrogen.Ini merupakan produk dari katabolisme dari protein.

    B.     Contoh diet
 Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
·         Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
·         Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
·         Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Penatalaksanaan penderita KKP yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Ø  Tahap awal :24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan IV.
Ø  cairan yang diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa atau Ringer Laktat Dextrose 5%.
Ø  Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
Ø  Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.\
Ø  Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari.
Ø  Tahap penyesuaian terhadap pemberian makanan
Ø  Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/ kg BB/ hari atau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari.
Ø  Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 3-5 gr/ kg BB/ hari.
Ø  Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10 hari
C.       Penyakit yang timbul Akibat Kekurangan kalori Protein
Secara klinis KKP terdapat  dalam 3 tipe yaitu :
1.      Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah bentuk gizi buruk yang terjadi pada anak-anak.Kwashiorkor umum terjadi di daerah yang dilanda kelaparan, kurang persedian makanan, atau rendahnya tingkat pendidikan (ketika orang tidak mengerti bagaimana untuk makan diet yang baik). Kwashiorkor, ditandai dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab    dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut    dan rontok, cengeng, rewel dan apatis, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak    merah ke coklatan di kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia
Kwashiorkor disebabkan oleh rendahnya protein. Hal ini juga dapat disebabkan oleh infeksi, parasit atau kondisi lain yang mengganggu penyerapan protein pada saluran pencernaan.
Gejala umum yang bisa diketahui antara lain: perubahan dalam pigmen kulit, koma (tahap akhir, penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk menambah berat badan dan tumbuh, kelelahan, perubahan rambut (perubahan warna atau tekstur), peningkatan dan infeksi yang lebih parah karena rusaknya sistem kekebalan, perut besar yang menempel keluar (menonjol), kelesuan atau apatis, kehilangan massa otot, ruam (dermatitis), shock (tahap akhir), pembengkakan (edema).
Untuk penanganganannya penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein. Namun, anak-anak yang memiliki kondisi ini tidak akan pernah mencapai pertumbuhan maksimal. Perawatan tergantung pada keparahan kondisi.Orang-orang yang shock perlu penanganan segera untuk memulihkan volume darah dan menjaga tekanan darah.Kalori pertama diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula, dan lemak.Protein adalah dimulai setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah menyediakan energi.Suplemen vitamin dan mineral penting. Karena orang akan telah tanpa banyak makanan untuk jangka waktu lama, makan dapat menyebabkan masalah, terutama jika kalori yang terlalu tinggi pada awalnya. Makanan harus diperkenalkan kembali perlahan-lahan.Karbohidrat pertama diberikan untuk memasok energi, diikuti oleh makanan yang mengandung protein.
2.      Marasmus
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak .Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot.Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein.Marasmus ditandai dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan.Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi.Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki. Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat atau karena kelainan metabolik dan malformasi kongenital.
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar.Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni.Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan sedikit.
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
Penyakit akibat kurang konsumsi protein ini dapat ditangani dengan menyeimbangankan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita.
Secara ringkas penyebab penyakit marasmus multifaktorial antara lain masukan makanan yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis; untuk menentukan penyebab perlu anamnesis makanan dan penyakit lain. Pencegahan terhadap marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik. Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein dan penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap penyesuaian dan rehabilitasi.
3.      Edema
Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan).Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general).
Edema yang bersifat lokal seperti terjadi hanya di dalam rongga perut (hydroperitoneum atau ascites), rongga dada (hydrothorax), di bawah kulit (edema subkutis atau hidops anasarca), pericardium jantung (hydropericardium) atau di dalam paru-paru (edema pulmonum).Sedangkan edema yang ditandai dengan terjadinya pengumpulan cairan edema di banyak tempat dinamakan edema umum (general edema).
Cairan edema diberi istilah transudat, memiliki berat jenis dan kadar protein rendah, jernih tidak berwarna atau jernih kekuningan dan merupakan cairan yang encer atau mirip gelatin bila mengandung di dalamnya sejumlah fibrinogen plasma.
Penyebab (causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitas kapiler yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan air.
a.       Adanya Kongesti
Pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan rongga badan (terjadi edema).
b.      Obstruksi Limfatik
Apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe.Selain itu, saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki gajah/elephantiasis).
c.       Permeabilitas Kapiler yang Bertambah
Endotel kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas.Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe.
Daya permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel tersebut.Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah.Akibatnya ialah protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah.Hal ini mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan edema.Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi berat dan reaksi anafilaktik.
d.      Hipoproteinemia
Menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula sebagai cairan edema.Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama urin) berkepanjangan.Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum.
e.       Tekanan Osmotic Koloid
Tekanan osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah.Tetapi pada keadaan tertentu jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas kapiler bertambah.Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan edema.
Filtrasi cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue tension).Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan.Pada jaringan subcutis yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh karena itu pada tempat tersebut mudah timbul edema.
f.        Retensi Natrium dan Air
Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah.Akibatnya terjadi edema.
Retensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal (penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada penderita yang mendapat pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau estrogen).
D.      Penyakit Akibat Kelebihan Protein bagi Tubuh
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini di lihat pada bayi yang di beri susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angaka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.Selain itu menyebabkan penyakit albuminuria adalah simtoma terdapatnya sejumlah konsentrasi albumin di dalam urin. Albumin yang mencapai ginjal melalui pembuluh darah pada umumnya akan mengalami filtrasi pada glomerulus dan diserap kembali oleh tubula proksimal menuju sirkulasi darah. Laju albumin yang terlepas dari penyerapan proksimal ke dalam urin, yang melebihi 150 miligram/24 jam telah dianggap secara medis sebagai patologis. Penyebab penyakit albuminuria adalah kurangnya asupan air ke dalam tubuh , jadinya memperberat kerja ginjal, asupan protein, kalsium, dan vitamin C berlebihan membuat glomerulus harus bekerja lebih keras.
Cara mengatasi albuminuria atau bahkan mengurangi resiko yang lebih fatal terjadinya albuminuria yaitu dengan cara membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus. Selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan (misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan juga haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.

E.       Tips Pencegahan Penyakit yang Ditimbulkan oleh Protein
Bagi seseorang yang telah dewasa, penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara cukup dan rutin.Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan setiap hari, konsumsi makanan yang mengandung protein yang banyak misalnya daging, telur, buah-buahan dan sayuran.minuman bergizi juga tidak boleh dilupakan misalnya susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.
Sedangkan bagi balita, penyakit ini bisa dicegah dengan menunda masa penyapihan yang prematur, dengan tetap memberikan air susu ibu yang eksklusif, memberikan makanan pendamping bagi bayi yang mencukupi kebutuhan proteinnya, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Itulah pembahasan kita mengenai berbagai penyakit akibat kekurangan protein.Diharapkan bagi anda dan para ibu agar memperhatikan asupan makanan.Perbanyak makanan yang mengandung protein bila mengalami salah satu penyakit kekurangan protein. Cara lainnya untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :
·         Pemantauan Status Gizi (PSG) masyarakat.
·         Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
·         Pemantauan garam beryodium.
·         Pemberian kapsul vitamin A
·         Pemberian tablet Fe.
·         Pengumpulan data KADAR GIZI.






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Agen penyakit adalah substansi tertentu yang terjadi karena kehadiran atau ketidak hadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.Agen penyakit dapat berupa nutrisi atau gizi seperti protein. Ketidakseimbangan konsumsi protein akan mengakibatkan beragam penyakit. Misal saja penyakit kurang energi protein atau yang sering dikenal dengan penyakit KEP seperti kwashiorkor dan marasmus pada wanita hamil dan anak.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Setidaknya ada 4 faktor yang melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein (KKP), yaitu: masalah sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan.
Penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara cukup dan rutin.Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan setiap hari, konsumsi makanan yang mengandung protein yang banyak misalnya daging, telur, buah-buahan dan sayuran.minuman bergizi juga tidak boleh dilupakan misalnya susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.
B.       Saran
1.      Bagi Masyarakat (Wanita hamil dan anak)
Diharapkan Masyarakat (Wanita hamil dan anak) untuk memperhatikan pola makan sehari-hari dengan mempertimbangkan asupan gizi khususnya protein agar kebutuhan tubuh akan nutrisi yang satu ini terpenuhi. Dengan demikian, kita dapat menghindari penyakit kurang kalori protein (KEP).
2.      Bagi Lembaga/ Kader Kesehatan
Baik pihak kader maupun organisasi/ lembaga kesehatan untuk menantiasa meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mengadakan sistem kesehatan yang efektif, efisien, dan optimal serta senantiasa mengadakan pemantauan status gizi keluarga atau masyarakat.Sehingga, masalah gizi buruk (KEP) dapat diminimalisasi.
3.      Bagi Pemerintah
Kepada pemerintah hendaknya senantiasa melakukan program kerja yang dapat meningkatkan masalah ekonomi bangsa.Karena pada dasarnya perekonomian adalah akar masalah dari timbulnya masalah gizi buruk di sebuah negara.Selain itu, pemerintah ikut andil dalam mencanangkan program-program kesehatan dengan tujuan meningkatkan gizi masyarakat secara global.



DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama Widya.
Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

No comments:

Post a Comment