MAKALAH GIZI DAN DIET
DIET PADA KKP ATAU KURANG GIZI
DI SUSUN OLEH
I NYOMAN ADE
INDRA WIRAWAN
NANANG MAARUF
RAYI IDAM
MARTA
POLTEKKES KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
D III KEPERAWATANN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya .
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Karakter denggan judul “Kekurangan
kalori dan protein atau kurang gizi”
dengan baik. Dalam penyusunan makalah mungkin ada
sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta
bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Dengan adanya makalah
ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
atas bantuan, dukungan
dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan dapat mengetahui tentang Kekurangan kalori dan protein atau kekurangan
gizi. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami
mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………..........
DAFTAR
ISI……………………………………………………………….............
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang……………………………………………………….................
B.
Rumusan masalah……………………………………………………..............
C.
Tujuan penulisan……………………………………………………................
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian kalori…………………………………………………….................
B.
Contoh
diet…………………………………………………………….............
C. Penyakit
yang timbul Akibat Kekurangan kalori Protein………….................
D. Penyakit
Akibat Kelebihan Protein bagi Tubuh………………………............
E.
Tips Pencegahan Penyakit
yang Ditimbulkan oleh Protein………..................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………...............
B.
Saran………………………………………………………………….............
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Protein
merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan langsung oleh ikatan peptida antara asam amimo satu dengan asam
amino lainnya. Asam amino tersusun dari unsur C, H, O N, dan kadang-kadang S
serta P. Protein merupakan komponen yang sangat penting dalam proses
metabolisme darah. Protein termasuk makromolekul penyusun bagian terbesar tubuh
setelah air, yaitu seperlima bagian tubuh.Protein dapat kita peroleh dari hewan
(protein hewani) maupun tumbuhan (protein nabati). Sumber protein hewani antara
lain ikan, daging, susu, dan telur, sedangkan sumber protein nabati antara lain
padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran.
Pada
intinya tubuh kita membutuhkan gizi protein yang cukup untuk
beraktivitas.Rata-rata standar kecukupan gizi sehari adalah 45 gram.Tingkat
kebutuhan protein dipengaruhi oleh bobot dan ukuran badan, umur, jenis kelamin,
penyakit, satuan gizi makan, kondisi tubuh, sifat protein yang dimakan, masa
kehamilan, dan status emosional. Bila tubuh kekurangan atau kelebihan protein
maka akan mengalami gangguan kesehatan kemudian menjadi penyakit kekurangan
atau kelebihan protein. Umumnya hal ini disebabkan oleh pola makan yang tidak
sehat.Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada
anak-anak di bawah lima tahun (balita). Setidaknya ada 4 faktor yang
melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein (KKP), yaitu: masalah sosial,
ekonomi, biologi, dan lingkungan. Kemiskinan, salah satu determinan
sosial-ekonomi, merupakan akar ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan,
kumuh, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas
kesehatan.Komponen biologi yang menjadi latar belakang KKP, antara lain, malnutrisi,
penyakit infeksi, serta diet rendah energi dan protein.Berawal dari hal
tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji pengaruh protein sebagai agen
penyakit, contoh penyakit, dan penanganannya.
B. Rumusan masalah
Rumusan
makalah ini yaitu untuk mengetahui apa itu kekurangan kalori dan protein atau
kekurangan gizi
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah
ini adalah untuk mengetahui secara jelas apa itu kekurangan kalori dan protein atau kekurangan gizi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
protein
Protein
merupakan suatu senyawa polimer yang dibentuk dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan oleh ikatan peptida antara asam amino satu dengan yang
lainnya.Sifat dari berbagai macam protein tergantung pada jumlah asam amino
yang menyusunnya, disamping itu juga dipengaruhi oleh rantai samping dari
masing-masing asam amino. Protein
adalah senyawa
organik yang banyak dijumpai kalam semua makhluk hidup.
Setiap
sel yang hidup tersusun oleh protein.Protein merupakan bahan pembangun tubuh
yang utama.Protein tersusun atas senyawa organic yang mengandung unsur-unsur
karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen.Unsur nitrogen (N) adalah ciri protein
yang membedakan dari karbohidrat dan lemak. Protein merupakan bahan baku sel
dan jaringan karena merupakan komponen penting dari otot, kulit, dan tulang.
a . Macam
Protein
Bahan
sumber protein umumnya digunakan sebagai lauk-pauk. Protein dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Protein
hewani: daging, ikan, telur, hati, dan susu
2. Protein
nabati: tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
b . Fungsi
Protein
Fungsi
protein bagi tubuh manusia antara lain:
1. Zat
pembangun atau pembentukan sel-sel baru, mengganti sel-sel yang rusak
2. Bahan
pembentuk hormon atau antibodi enzim
3. Pengaturan
proses dalam tubuh
4. Zat
tenaga
5. Transportasi
(Hb dalam darah)
6. Pembekuan
darah dan mempengaruhi keturunan.
c. Contoh
Penyakit Akibat Kekurangan atau Kelebihan Protein
Kekurangan
protein berlarut-larut pada bayi dan anak disebut Kwashiorkor dengan
tanda-tanda:
1. Rambut
merah jagung, mudah rontok, dan jarang
2. Mata
cekung takut sinar dapat juga hermolopis/ Xeropthalamie
3. Inelastis
pada lengan, pantat dan paha, kadang-kadang terlihat bengkak
4. Bila
menangis tidak kedengaran suaranya.
Protein
sangat dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun, dan selain itu protein juga
berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. (Kartini Sukardji, 2003)
Dalam
wikipedia dijelaskan bahwa Hypermeramonemia adalah gangguan metabolisme yang
disebabkan kelebihan ammonia dalam darah.Amonia adalah zat yang mengandung
nitrogen.Ini merupakan produk dari katabolisme dari protein.
B. Contoh diet
Keadaan ini
memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya
baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
·
Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
·
Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah
diare berat.
·
Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat
pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Penatalaksanaan
penderita KKP yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Ø Tahap awal
:24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan
jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian
cairan IV.
Ø cairan yang
diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa atau Ringer Laktat Dextrose 5%.
Ø Mula-mula
diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
Ø Kemudian
140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.\
Ø Cairan
diberikan 200ml/kg BB/ hari.
Ø Tahap
penyesuaian terhadap pemberian makanan
Ø Pada hari-hari
pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/ kg BB/ hari atau
rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari.
Ø Kemudian
dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg BB/ hari, dengan
protein 3-5 gr/ kg BB/ hari.
Ø Waktu yang
diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10 hari
C. Penyakit
yang timbul Akibat Kekurangan kalori Protein
Secara klinis KKP
terdapat dalam 3 tipe yaitu :
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah bentuk gizi buruk yang terjadi
pada anak-anak.Kwashiorkor umum terjadi di daerah yang dilanda kelaparan,
kurang persedian makanan, atau rendahnya tingkat pendidikan (ketika orang tidak
mengerti bagaimana untuk makan diet yang baik). Kwashiorkor, ditandai
dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis,
kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis,
pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah
terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi
terutama akut, diare dan anemia
Kwashiorkor
disebabkan oleh rendahnya protein. Hal ini juga dapat disebabkan oleh infeksi,
parasit atau kondisi lain yang mengganggu penyerapan protein pada saluran
pencernaan.
Gejala
umum yang bisa diketahui antara lain: perubahan dalam pigmen kulit, koma (tahap
akhir, penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk menambah berat badan dan
tumbuh, kelelahan, perubahan rambut (perubahan warna atau tekstur), peningkatan
dan infeksi yang lebih parah karena rusaknya sistem kekebalan, perut besar yang
menempel keluar (menonjol), kelesuan atau apatis, kehilangan massa otot, ruam
(dermatitis), shock (tahap akhir), pembengkakan (edema).
Untuk
penanganganannya penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein.
Namun, anak-anak yang memiliki kondisi ini tidak akan pernah mencapai
pertumbuhan maksimal. Perawatan tergantung pada keparahan kondisi.Orang-orang
yang shock perlu penanganan segera untuk memulihkan volume darah dan menjaga
tekanan darah.Kalori pertama diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula, dan
lemak.Protein adalah dimulai setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah
menyediakan energi.Suplemen vitamin dan mineral penting. Karena orang akan telah
tanpa banyak makanan untuk jangka waktu lama, makan dapat menyebabkan masalah,
terutama jika kalori yang terlalu tinggi pada awalnya. Makanan harus
diperkenalkan kembali perlahan-lahan.Karbohidrat pertama diberikan untuk
memasok energi, diikuti oleh makanan yang mengandung protein.
2. Marasmus
Marasmus
berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak .Marasmus adalah bentuk
malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan
kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak
bawah kulit dan otot.Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan kalori protein.Marasmus ditandai
dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua,
cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada,
perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat
diberi makanan tambahan.Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak,
formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena
infeksi.Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik
yang sukar diperbaiki. Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein
yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak
tepat atau karena kelainan metabolik dan malformasi kongenital.
Pada
mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat
badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga
menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi,
muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum
menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar.Terjadi atropi
otot dengan akibat hipotoni.Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat,
kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
tinja berisi mucus dan sedikit.
Kurang
kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh
selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah
jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah
menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam
lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini
berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein
lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
Penyakit
akibat kurang konsumsi protein ini dapat ditangani dengan menyeimbangankan
antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.Marasmus adalah salah satu
bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita.
Secara
ringkas penyebab penyakit marasmus multifaktorial antara lain masukan makanan
yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk
memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis; untuk menentukan penyebab
perlu anamnesis makanan dan penyakit lain. Pencegahan terhadap marasmus
ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan dan penyuluhan
yang baik. Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi
protein dan penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap
penyesuaian dan rehabilitasi.
3. Edema
Edema
(oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan
abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan
rongga-rongga badan).Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general).
Edema
yang bersifat lokal seperti terjadi hanya di dalam rongga perut
(hydroperitoneum atau ascites), rongga dada (hydrothorax), di bawah kulit
(edema subkutis atau hidops anasarca), pericardium jantung (hydropericardium)
atau di dalam paru-paru (edema pulmonum).Sedangkan edema yang ditandai dengan terjadinya
pengumpulan cairan edema di banyak tempat dinamakan edema umum (general edema).
Cairan
edema diberi istilah transudat, memiliki berat jenis dan kadar protein rendah,
jernih tidak berwarna atau jernih kekuningan dan merupakan cairan yang encer atau
mirip gelatin bila mengandung di dalamnya sejumlah fibrinogen plasma.
Penyebab
(causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitas kapiler
yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan
air.
a. Adanya
Kongesti
Pada
kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam
vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam
ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat
longgar dan rongga badan (terjadi edema).
b. Obstruksi
Limfatik
Apabila
terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka
cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke
dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi
akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau
akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe.Selain itu,
saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga
menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki
gajah/elephantiasis).
c. Permeabilitas
Kapiler yang Bertambah
Endotel
kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya
sedikit atau terbatas.Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe.
Daya
permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel
tersebut.Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja
terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah.Akibatnya ialah protein
plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun dan
sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah.Hal ini mengakibatkan
makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan
edema.Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi
berat dan reaksi anafilaktik.
d. Hipoproteinemia
Menurunnya
jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air
protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula
sebagai cairan edema.Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah
secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam
mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang
menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar
bersama urin) berkepanjangan.Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema
umum.
e. Tekanan
Osmotic Koloid
Tekanan
osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat
melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah.Tetapi pada keadaan tertentu
jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas
kapiler bertambah.Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan
edema.
Filtrasi
cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue
tension).Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan.Pada jaringan subcutis
yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh karena itu pada
tempat tersebut mudah timbul edema.
f.
Retensi Natrium dan Air
Retensi
natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang
masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi
hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah.Akibatnya
terjadi edema.
Retensi
natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal (penigkatan aldosteron
pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada penderita yang mendapat
pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau estrogen).
D. Penyakit
Akibat Kelebihan Protein bagi Tubuh
Protein
secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.Makanan yang tinggi proteinnya
biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.Diet protein tinggi
yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan
dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino
memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen.
Kelebihan
protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, dan demam. Ini di lihat pada bayi yang di beri susu skim
atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6
g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angaka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.Selain itu menyebabkan penyakit albuminuria
adalah simtoma terdapatnya sejumlah konsentrasi albumin di dalam urin. Albumin
yang mencapai ginjal melalui pembuluh darah pada umumnya akan mengalami
filtrasi pada glomerulus dan diserap kembali oleh tubula proksimal menuju
sirkulasi darah. Laju albumin yang terlepas dari penyerapan proksimal ke dalam
urin, yang melebihi 150 miligram/24 jam telah dianggap secara medis sebagai
patologis. Penyebab penyakit albuminuria adalah kurangnya asupan air ke dalam
tubuh , jadinya memperberat kerja ginjal, asupan protein, kalsium, dan vitamin
C berlebihan membuat glomerulus harus bekerja lebih keras.
Cara
mengatasi albuminuria atau bahkan mengurangi resiko yang lebih fatal terjadinya
albuminuria yaitu dengan cara membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun
sebetulnya tidak merasa haus. Selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan
dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan
(misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan juga
haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.
E. Tips
Pencegahan Penyakit yang Ditimbulkan oleh Protein
Bagi
seseorang yang telah dewasa, penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi
dengan mengkonsumsi protein secara cukup dan rutin.Hal itu bisa dilakukan
dengan mengubah menu makanan setiap hari, konsumsi makanan yang mengandung
protein yang banyak misalnya daging, telur, buah-buahan dan sayuran.minuman
bergizi juga tidak boleh dilupakan misalnya susu sapi, madu, minyak zaitun dan
lainnya.
Sedangkan
bagi balita, penyakit ini bisa dicegah dengan menunda masa penyapihan yang
prematur, dengan tetap memberikan air susu ibu yang eksklusif, memberikan
makanan pendamping bagi bayi yang mencukupi kebutuhan proteinnya, serta
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Itulah
pembahasan kita mengenai berbagai penyakit akibat kekurangan protein.Diharapkan
bagi anda dan para ibu agar memperhatikan asupan makanan.Perbanyak makanan yang
mengandung protein bila mengalami salah satu penyakit kekurangan protein. Cara
lainnya untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat
dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :
·
Pemantauan Status Gizi
(PSG) masyarakat.
·
Pemberian Makanan
Tambahan (PMT)
·
Pemantauan garam
beryodium.
·
Pemberian kapsul vitamin
A
·
Pemberian tablet Fe.
·
Pengumpulan data KADAR GIZI.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agen
penyakit adalah substansi tertentu yang terjadi karena kehadiran atau ketidak
hadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.Agen
penyakit dapat berupa nutrisi atau gizi seperti protein. Ketidakseimbangan
konsumsi protein akan mengakibatkan beragam penyakit. Misal saja penyakit
kurang energi protein atau yang sering dikenal dengan penyakit KEP seperti
kwashiorkor dan marasmus pada wanita hamil dan anak.
Kekurangan
protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Setidaknya ada 4
faktor yang melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein (KKP), yaitu:
masalah sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan.
Penyakit
kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara cukup
dan rutin.Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan setiap hari,
konsumsi makanan yang mengandung protein yang banyak misalnya daging, telur,
buah-buahan dan sayuran.minuman bergizi juga tidak boleh dilupakan misalnya
susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.
B. Saran
1. Bagi
Masyarakat (Wanita hamil dan anak)
Diharapkan Masyarakat
(Wanita hamil dan anak) untuk memperhatikan pola makan sehari-hari dengan
mempertimbangkan asupan gizi khususnya protein agar kebutuhan tubuh akan
nutrisi yang satu ini terpenuhi. Dengan demikian, kita dapat menghindari
penyakit kurang kalori protein (KEP).
2. Bagi
Lembaga/ Kader Kesehatan
Baik pihak kader maupun
organisasi/ lembaga kesehatan untuk menantiasa meningkatkan pelayanan kesehatan
dengan mengadakan sistem kesehatan yang efektif, efisien, dan optimal serta
senantiasa mengadakan pemantauan status gizi keluarga atau masyarakat.Sehingga,
masalah gizi buruk (KEP) dapat diminimalisasi.
3. Bagi
Pemerintah
Kepada pemerintah
hendaknya senantiasa melakukan program kerja yang dapat meningkatkan masalah
ekonomi bangsa.Karena pada dasarnya perekonomian adalah akar masalah dari
timbulnya masalah gizi buruk di sebuah negara.Selain itu, pemerintah ikut andil
dalam mencanangkan program-program kesehatan dengan tujuan meningkatkan gizi
masyarakat secara global.
DAFTAR
PUSTAKA
Arisman. 2007. Gizi dalam Daur
Kehidupan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004.
Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung :
Yrama Widya.
Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
No comments:
Post a Comment